Masa Depan Bitcoin dan Mata Uang Digital Lainnya

Masa Depan Bitcoin dan Mata Uang Digital Lainnya

Bitcoin adalah salah satu mata uang digital (virtual/cryptocurrency) yang saat ini sedang menjadi trending topic dimana-mana, dimana terdapat pro dan kontra dengan penggunaan jenis mata uang ini.

Bitcoin sendiri dibuat ditahun 2009 oleh Satoshi Nakamoto, namun pada saat itu bitcoin belum dikenal secara luas dan nilainya pun masih belum setinggi sekarang.

Saya sendiri mengenal bitcoin dikisaran tahun 2013-2014 saat masih duduk dibangku kuliah, dimana saya tidak sengaja dikenalkan oleh teman saya yang sangat tertarik dengan mata uang digital/virtual tertua ini.

Meskipun sudah mengetahui informasi dasar dari jenis mata uang ini jujur saya belum begitu tertarik untuk memilikinya. Hingga lambat laun nilai bitcoin semakin naik dengan fluktuasi harga yang membuat untuk berfikir dua kali juga.

Jika saya cek grafik harga bitcoin (BTC/IDR) di akun coinbase maka data menunjukkan bahwa harga bitcoin di awal tahun 2013 bernilai Rp 128.646. Nilai yang terbilang masih rendah ini adalah saksi masih baru dan minimnya peminat mata uang digital ini.

Harga Bitcoin Tahun 2013

Sedangkan jika dilihat dari interval waktu yang lebih panjang, terdapat perbandingan harga mencolok selama 5 tahun ini, dari 1 keping BTC berharga Rp 128.646 atau Rp 128.815 (2/1/13 07.00) menjadi Rp.203.248.845 (9/1/2018 07.00).

Harga Bitcoin Dari Tahun 2013 Sampai 2018


Dan puncak kenaikan harga bitcoin yang paling signifikan adalah pada tanggal 6/12/2017 07.00 hingga 8/12/2017 07.00, dimana dari Rp 165.537.472 - Rp 214.253.345. Dan pucak harga tertinggi pada tgl 17/12/2017 19.00 dengan kisaran harga mencapai Rp 268.447.765, nilai yang terbilang sangat fantastis (rekor tertinggi).

Bitcoin juga dikenal dengan fluktuasi harga, wajar tidak sedikit orang yang takut dan sebagian lainnya tidak menganjurkan untuk berinvestasi dengan bitcoin. Meskipun demikian, secara pribadi saya selalu percaya bahwa nilai bitcoin dimasa depan akan terus meningkat.

Meningkatnya nilai bitcoin akan dipengaruhi oleh beberapa faktor, beberapa diantaranya adalah,

1. Jumlah pasokan yang terbatas

Bitcoin memiliki jumlah yang terbatas dan tidak bisa dikembangbiakan. Sistem bitcoin yang disentralisasi membuat suplai bitcoin yang bisa beredar hanya maksimal di angka 21 juta bitcoin dimana setiap 1 bitcoin terdiri dari 100 juta unit.

Sedangkan menurut Oscar Darmawan, Chief Executive Officer (CEO) Bitcoin Indonesia, dalam wawancaranya dengan CNNIndonesia memperkirakan bahwa bitcoin 21 juta ini akan habis pada tahun 2040.

Jadi mata uang digital ini tidak bisa dimonopoli oleh beberapa pihak, seperti halnya mata uang konvensional yang bisa dimonopoli oleh oknum tertentu.

2. Akan menjadi salah satu teknologi penting di masa depan

Teknologi akan terus berkembang, seperti halnya bitcoin yang lambat laun tapi pasti akan menggeser mata uang konvensional. Hal ini dipengaruhi oleh kebutuhan manusia yang menginginkan segala sesuatu yang lebih praktis dan mempermudah.

Bitcoin atau mata uang digital memanfaatkan sistem yang bisa berjalan sendiri tanpa adanya ketergantungan kepada server yang terpusat, bisa dikatakan sebagai sebuah sistem yang independent.

Dimana seluruh servernya terdesentralisasi dan seluruh transaksinya terverifikasi secara otomatis tanpa ada campur tangan dari manusia. Hal ini jelas sangat berbeda dengan mata uang konvensional.

Bahkan Bill Gates dalam pesan surel kepada CNNIndonesia bependapat,

"BitCoin is a technological tour de force", yang berarti sebagai sebuah pencapaian teknologi yang luar biasa. Selama masih ada 1 pengguna saja, pengguna BitCoin di internet maka jaringan bitcoin tidak akan down karena sifat servernya yang terdesentralisasi

Saat ini bitcoin sudah dilegalkan dibeberapa negara, seperti di negara jepang, amerika serikat, dan bahkan di Eropa. Di AS industri yang bergerak bitcoin sudah diawasi oleh FSA (Financial Services Agency), sedangkan perkembangan paling pesat untuk saat ini adalah di negara Jepang.

Negara jepang untuk saat ini masih menjadi salah satu negara dengan perkembangan bitcoin atau cryptocurrency terpesat didunia. Bahkan dijepang pemerintah mengubah Undang-undang hanya untuk menyambut kedatangan bitcoin (cryptocurrency).

Berbanding terbalik jika di indonesia, di indonesia bitcoin dan mata uang digital lainnya (cryptocurrency) masih belum sepenuhnya diterima. Hal ini terlihat dari adanya larangan Bank Indonesia (BI) untuk para pedagang (merchant) untuk tidak menerima pembayaran transaksi menggunakan mata uang digital, seperti Bitcoin, Ethereum, dan Litecoin.

Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara menegaskan bahwa bitcoin dan mata uang digital lainnya bukanlah alat pembayaran yang sah dan diakui oleh BI, sehingga sudah seharusnya tidak boleh digunakan untuk melakukan transaksi pembayaran

"Sebaiknya merchant jangan menerima (uang digital) sebagai alat pembayaran. Nanti kalau ada apa-apa, BI sudah bilang bahwa jangan menerima itu," ujar Mirza di kawasan Kuningan kepada CNNIndonesia, Rabu (6/12/17).

Larangan itu dikeluarkan mungkin saja karena memang belum adanya aturan atau regulasi yang pasti yang dikeluarkan oleh pemerintah, disini adalah BI terkait dengan penggunaan cryptocurrency di Indonesia.

Dan tentunya hal ini juga bisa diartikan sebagai salah satu upaya dari pemerintah Indonesia untuk menjaga nilai tukar rupiah agar tetap stabil, dimana rupiah adalah alat tukar utama di negara tercinta ini, Indonesia.

Kabar baiknya, meskipun saat ini ada larangan bitcoin sebagai alat pembayaran, pemerintah indonesia masih membiarkan teknologi ini terus berkembang.

Pemerintah indonesia sebenarnya sudah menyadari bahwa ini adalah tentang kemajuan teknologi yang sulit untuk ditolak. Mereka tidak ingin mengulang untuk tertinggal lagi dalam dunia teknologi seperti halnya tertinggal di era Internet.

Mata Uang Bitcoin

Selain penerimaan yang sangat baik seperti di Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa, adapun beberapa negara yang menghambat perkembangan/masuknya bitcoin dan mata uang digital lainnya seperti halnya di Indonesia, diantaranya adalah Jerman, China, Singapura, Rusia dan Korea Selatan.

Masih banyak negara-negara lain di dunia yang menerima dan juga menolak, namun sepengetahuan saya masih banyak yang merima daripada yang menolak. Sedangkan menolakpun saya rasa karena belum adanya persiapan yang matang dari pemerintah.

Harga Bitcoin Turun (16/01/18)

Ketika menulis artikel ini adalah saat-saat dimana bitcoin masih sangat hangat akan berita kenaikannya. Namun saat saya ingin mempublikasikan artikel ini, ternyata harga bitcoin sedang turun.

Harga Bitcoin Turun

Dalam grafik harga bitcoin yang saya ambil dari statistik akun coinbase diatas, kita dapat melihat adanya penurunan yang tidak begitu konstan tapi begitu terasa dikantong.

Siang hari tanggal 16/01/18 jam 12.08 bitcoin bertahan di harga 174.075.584 rupiah. Angka yang masih besar namun terasa menyedihkan jika kita bandingkan dengan nilai bitcoin di bulan Desember 2017 kemarin.

Inilah bitcoin, bitcoin yang dikenal dengan mata uang dengan nilai tertinggi didunia melebihi nilai Dolar AS juga dibayangi dengan fluktuasi harga yang sulit ditebak oleh siapa saja.

Statistik harga Bitcoin sekarang berbanding terbalik dengan harga Ethereum. Ethereum yang dikenal sebagai mata uang yang lebih muda dari bitcoin mulai memberikan harapan yang baik.

Harga Ethereum Dari Tahun 2017 sampai 2018 Meningkat


Harga Ethereum 16.01.2018


Dari grafik harga diatas dapat terlihat bahwa harga Ethereum sedikit demi sedikit mengalami kenaikan yang nampak mendekati konstan. Dan di jam 12.27 16/01/18 berada diharga Rp 16.443.883 rupiah. Meskipun begitu harga bitcoin tetap menjadi yang tertinggi diantara mata uang digital lainnya.

Turun Naiknya Bitcoin Seperti Jurang yang Curam

(18/03/18) Seperti yang kini kita ketahui, bahwa sampai dengan update artikel ini masih terjadi kegundahan penggunaan bitcoin/cryptocurrency di indonesia.

Tak lain dan tak bukan karena adanya batasan dari BI untuk tidak menggunakan bitcoin dan mata uang virtual lainnya sebagai alat pembayaran.

Dan salah satu alasan kenapa pemerintah melarang penggunaannya adalah adanya kekhawatiran pemerintah atas mobilitas harga dan ketidakpastian mata uang virtual ini. Selain itu memang sudah seharusnya hanya rupiahlah yang menjadi mata uang resmi kita di indonesia.

Mobilitas harga dan ketidakpastian, atau lebih pas kalau kita sebut fluktuasi harga yang luar biasa, itulah hal pertama yang akan kita banyangkan saat bicara tentang bitcoin. Oleh sebab itu saya tertarik untuk mengulas kenapa harga bitcoin begitu besar flukstuasi harganya.

Ada beberapa hal yang saya rasa membuat bitcoin turun naik seperti ini,

1. Sistem yang disentralisasi

Disentralisasi artinya disini adalah tidak adanya otoritas dari siapapun didunia ini yang bisa menambah atau mengurangi jumlah dari bitcoin, karena memang bitcoin yang bisa beredar hanya maksimal di angka 21 juta bitcoin.

Dengan sistem seperti itu, harga bitcoin tidak ditentukan oleh kebijakan dari lembaga resmi pemerintah suatu negara, melainkan dari pengguna bitcoin itu sendiri,

Ketika permintaan banyak dan penjualan sedikit maka harga bitcoin bisa melambung naik, namun ketika permintaan (beli) sedikit maka harga bitcoin menjadi turun. Jadi semua tergantung dari kita sebagai bagian dari pengguna bitcoin diseluruh dunia.

Namun tidak dipungkiri permintaan yang tinggi juga dipengaruhi dari isu dan kebijakan di berbagai negara. Misalnya adalah ketika jepang mulai mengatur regulasi dinegaranya dengan mengubah UU, yang berarti jepang ingin mengatakan bahwa ia menerimanya dan ingin mempermudah pemakainnya.

Disaat itu nilai bitcoin naik dengan pesat dinegeri matahari terbit itu. Dan secara tidak langsung akan mempengaruhi harga bitcoin diseluruh dunia, wajar jika diakhir tahun 2017 bitcoin bisa sampai menyentuh 260 jutaan.

2. Dunia masih takut dengan Bitcoin

Sebenarnya poin kedua ini adalah lanjutan dari poin pertama, dimana sistem disentralisasi membuat beberapa negara berfikir beribu kali sebelum menerima bitcoin dengan sepenuh hati.

Kita tahu bahwa setiap negara memiliki otoritas untuk mengatur alat pembayaran dinegaranya masing-masing, dengan otoritas itu negara bisa mengatur kestabilan ekonominya.

Dengan mengatur alat pembayaran yang notabennya sekarang dikenal dengan alat pembayaran konvensional, negara bisa mengatur jumlah peredaran dan juga memonitoring semua aset warganya dinegara tersebut. Dengan begitu pula pajak dan percobaan korupsi bisa dikendalikan.

Namun bagaimana jika ada sebuah teknologi yang mampu menggantikan alat pembayaran disemua negara tanpa adanya otoritas dari negara itu untuk mengaturnya secara penuh.

Sistem disentralisasi membuat semua negara didunia tidak bisa menambah maupun mengurangi jumlah dari bitcoin atau cryptocurrency , akibatnya fluktuasi harga tidak terkendali, apalagi dengan tidak bisa dimonitoring oleh pemerintah sepenuhnya.

Sebenarnya transaksi bitcoin bisa dimonitoring melalui blockchain, namun nyatanya identitas pengirim dan penerima masih bisa dimanipulasi. Meskipun suatu saat ada keharusan transaksi bitcoin harus melalui merchant yang ditetapkan pemerintah, tetap saja kita bisa mengakalinya dengan bertransaksi secara manual.

Oleh sebab itu wajar jika beberapa negara masih terus menkaji teknologi blockchain ini, dan sementara ini masih melarang penggunaan bitcoin dan mata uang virtual/digital lainnya sebagai alat pembayaran yang sah.

Karena alat pembayaran yang sah adalah alat pembayaran yang dikelola oleh institusi dinegara tersebut, dan memiliki otoritas untuk mengeluarkan dan menariknya dari peredaran.

Jadi jangan tanya jika saat ini harga bitcoin bisa dibawah 100 juta, karena beberapa negara masih gencar untuk menolak bitcoin atau membatasi penggunannya. Apalagi ditambah isu-isu dan kurangnya pengetahuan masyarakat dengan bitcoin, alhasil bitcoin terjun payung, eh, terjun bebas.

PRO dan KONTRA adanya BITCOIN

Dibalik terciptanya teknologi bitcoin/blockchain ternyata ada dampak postif dan negatifnya, ada pro dengan kehadirannya dan juga ada yang menolaknya.

1. PRO

Pro artinya kita memberi nilai postif terhadap kehadirannya. Saya sendiri awalnya 100% memiliki pendapat pro terhadap kehadirannya, namun kalo dipikir-pikir ada dampak negatif besarnya juga .

Jadi apa kebaikan dari hadirnya bitcoin dan mata uang digital lainnya ini?,

Kebebasan, itulah yang saya pikirkan saat mengenal bitcoin, bitcoin melambangkan akan sebuah kebebasan di era milenium ini.

Taukah sobat bahwa kebebasan kian kini mulai menjauh dari kehidupan kita, privasi kita sudah hampir menguap dengan pastinya.

Saya ambil contoh adalah saat kita menyimpan uang dibank, pemerintah bisa memonitoring jumlah seluruh uang kita, serta berapa dan darimana pemasukan dan penarikan uang kita. (koreksi jika salah)

Atau platform sosial media, yang mana mereka berjanji untuk menjaga privasi kita nyatannya ada beberapa oknum yang menggunakannya untuk kepentingan pribadi, atau mungkin saja untuk pemerintah demi keamanan nasional (pencegahan teroris dan kejahatan online, ini positif sih).

Wajar jika ketika ada platform sosial media atau messenger yang menolak untuk memberikan data usernya untuk pihak tertentu, mereka mendapat hambatan untuk bisa digunakan disuatu negara.

Bahkan jika siuatu platform sosial media atau messenger benar-benar menjaga privasi kita, sesungguhnya kita telah memberikan privasi kita terhadap perusahaan platform itu. Jadi jangan salahkan jika data pribadimu disalahgunakan baik secara sengaja maupun tidak (hacker).

Oleh sebab itu ada beberapa negara yang menolak beberapa platform sosial media tertentu, mereka menjaga privasi penduduk mereka agar tidak disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

Contohnya di 2018 ini adanya kebocoran data pengguna facebook, dan beberapa tahun silam adanya oknum/hacker yang mencuri data dari user yahoo. Jadi sebagai user kita harus bijak dalam menggunakan berbagai macam teknologi pada masa kini.

Paska kejadian kebocoran data faecbook ini, pakar keamanan internet dari Vaksincom, Alfons Tanujaya pun mengatakan,

"Memang perlu edukasi supaya cerdas bermedia sosial. Jangankan yang tidak berpendidikan, yang terdidik (lulusan) S2, S3 saja banyak yang mudah terpengaruh. Kasus seperti Facebook ini setidaknya membuka mata kita."

Kembali ke Bitcoin...

Dengan bitcoin kita bisa terlepas dari monitoring intitusi atas jumlah dan penggunaan dari kekayaan kita, bahkan kita bisa melakukan transaksi secara bebas dengan dan kapan saja dengan mudah dan cepat, tanpa harus memberikan identitas dan semacamnya, bahkan tanpa batasan umur pula.

Jika ada yang mengatakan sebenarnya transaksi bitcoin bisa dimonitoring pada blockchain, namun tetap tidak bisa menjamin bisa mengungkan identitas dari pengitrim dan penerimanya.

Oleh sebab itu wajar jika ada yang usul untuk membuat regulasi yang pasti dengan memilih merchan resmi sebagai sarana pemerintah untuk mendata pengguna mata uang digital ini.

2. KONTRA

Meskipun kebebasan itu penting, tapi terkadang kita perlu memberikan kebebasan kita untuk menjadikan kehidupan kita dan semua orang lebih baik.

Taukah kita jika bitcoin tidak ada regulasi yang pasti?,

Maka akan ada anonimous dalam berbagai transaksi, baik itu positif maupun negatif seperti penjualan narkoba dan berbagai macam transaksi yang ilegal. Jadi jika tidak diatur maka kebebasan itu bisa menacaukan tatanan yang sudah ada.

Apalagi jika kita bicara soal mata uang negara, bagaimana jika banyak penduduk disuatu negara menggunakan alat pembayaran diluar kewenangan pemerintah itu?, kita pasti akan mendapat masalah pada berbagai aspek, seperti masalah perpajakan dan juga terjadinya inflasi.

Bahkan untuk saat ini pemerintah juga baru saja mengeluarkan aturan tentang perpajakan terhadap berbagai pihak yang melakukan usaha perdagangan di dunia maya.

Bitcoin Itu Mata Uang, Komoditas Atau Investasi?

Terkadang ada orang yang tidak ingin mengatakan bahwa Bitcoin sebagai mata uang, tetapi sebuah aset digital atau aset komoditas.

Kalau dibandingkan dengan mata uang, bitcoin memang bisa menjadi sebuah alat pembayaran, kita bisa melakukan transaksi dengan bitcoin sebagai alat pembayarannya. Jadi sudah pantas jika kita menyebut bitcoin sebagai cryptocurrency.

Namun, jika kita sandingkan dengan emas, bitcoin juga seperti emas dan perak. dimana tidak ada yang bisa menciptakan atau memperbanyaknya lagi dari jumlah yang sudah ditetapkan, benar bukan?.

Terus bagaimana kalau kita sebut dengan investasi?, kalau disebut investasi seharusnya bisa memenuhi syarat dari sebuah investasi.

Lalu, bitcoin itu apa?,

Bitcoin, apapun orang mendefinisikannya, bitcoin adaaah teknologi yang akan menjadi permulaan dari sebuah generasi baru dimasa mendatang.

Kalau menurut sobat bagaimana tentang bitcoin?.


Images source: Bitcoin Colombia, Screenshot

4 comments:

  1. Artikelnya bermanfaat mas.. keren banget penulisanya mas
    ,mas ngomong-ngmog bolehkah saya minta template yang di gunakan/ yang di pake mas aries ini, ?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih mas,

      Untuk templatenya ini cuma template bawaan blogger mas (simple template), tetapi saya ubah sedikit agar beda dari yang lain, jadi gak bisa saya bagikan. Maaf ya mas..

      Delete
    2. Iya dech mas, maaf juga kalo lancang hehe.. saya seneg banget setiap kali ke blognya mas aries, enak di baca enak di pandang, update terus ya mas ..apa lagi yang tips tips blogger terbaru hehe

      Delete
    3. Santai aja gan, hehe

      Nah itu, jarang update. Blognya agan juga udah bagus kok, semangat ngeblog dan salam kenal ya mas, hehe

      Delete